Sabtu, Juni 19, 2010

CERPENQuwh

Pesan Kasih Sayang dari Langit


Saat ini waktu masih menunjukkan pukul 21.00 WIB, tapi udara malam begitu dingin aku masih saja asyik sendiri berusaha mencari bintang diantara kabut malam ini. Tapi bintang malam inipun enggan lagi berusaha mencariku, menyampaikan pesan kasih sayangnya untukku. Hingga setelah beberapa saat sahabat baikku Nia membuyarkan lamunanku,
“Lagi ngapain woii?”
“Lagi nyari bintang di langit, sapa tau ada senyum seseorang disana,hehehe…”
”Banyak ngayal lu, masuk yuuk...dingin” dengan muka meledek, Nia berlalu meninggalkanku
Entah apa yang aku pikirkan, aku terus saja melamunkan sesuatu yang tak kumengerti. Aku mulai berusaha memejamkan mata sembari membetulkan selimutku.
Pagi ini aku terlambat bangun, padahal ada kuliah pagi ada tugas presentasi pula. Sial, tapi saat memasuki parkiran kampus aku melihat Bima dengan senyum manisnya untukku. Ya ampun bikin tambah nggak konsen. Bima adalah cowok Fakultas Hukum yang setengah semester terakhir ini diam-diam aku sukai.
Presentasipun usai, lega rasanya. Kulihat Rara tampak duduk menyendiri disudut kelas, aku berusaha untuk mendekatinya,
”Kamu kenapa ra, akhir-akhir ini aku perhatiin kamu murung terus?”
”Aku juga bingung kenapa semua jadi gini”
Kemudian dia bercerita panjang lebar tentang keluarganya yang mulai nggak harmonis, tentang kakaknya yang jarang lagi pulang dan tentang dia yang tidak lagi mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya. Kutatap Rara penuh arti, kupeluk erat Rara dan kuhapus airmatanya. Dari cerita Raralah aku mulai berfikir tentang semua itu, betapa beruntungnya aku memiliki keluarga yang begitu utuh, orangtua yang begitu menyayangiku yang rela melakukan apapun demi kebahagiaanku. Aku berjanji untuk memenuhi harapan orang tuaku, yaitu memperbaiki IPku yang sempat turun.
Bintang-bintang malam ini begitu indah tapi aku masih terus memikirkan semua tentang Rara, sekarang Rara menjadi hal yang begitu penting untukku. Saat aku melamun sambil melihat bintang di atas sana, tiba-tiba kulihat Bima datang menghampiriku tanpa basa basi dia berkata,
”Aku ingin mengajakmu pergi”
Tanpa menunggu jawaban dariku, Bima membalikkan badannya dan terpaksa aku harus mengikutinya dari belakang. Aku juga tidak habis pikir kenapa aku pernah sempat menyukai cowok berhati dingin dan aneh seperti dia. Ternyata Bima ingin mengajakku membeli ”wedang ronde”,setelah beberapa saat Bima membuka percakapan.
”Kenapa kamu nggak pernah jujur kalau kamu menyukaiku?”
”Hah, PD banget kamu jadi orang?” dengan ekspresi wajahku yang kaget dan malu, aku tidak lagi berani menatap Bima
”Fan, aku sayang kamu”
Bimapun berlalu tanpa mendengarkan tanggapan dariku. Saat itu aku pengen terbang ajah, nggak tau lagi mesti ngomong apa.
Keesokan harinya, kulangkahkan kaki menuju kampus dengan sejuta harapan yang indah. Mulai hari ini aku berusaha menyelipkan nama Bima didalam hatiku agar selalu ada kemanapun kulangkahkan kakiku. Tapi tetap saja kulihat Rara tampak murung, aku berusaha terus menghibur Rara membuat senyum Rara terkembang kembali dengan segenap kemampuanku dan tetap selalu memberikan saran-saran yang mungkin berguna untuk Rara.
Saat aku duduk sendiri didepan teras kelas, dengan senyum hangatnya sahabatku Nia menghampiriku.
”Fan, aku pengen berbagi kebahagiaan. Aku mau cerita ni, dengarin dong...!” Sembari mengacak-acak rambutku.
”Iya cerita ajah pasti juga aku dengerin kok” Jawabku pelan.
”Aku benar-benar jatuh cinta ma Bima, Fan. Bantuin aku deketin dia yaaaaaaaaa........”
Aku tersentak kaget, dadaku serasa sesak sulit rasanya untuk percaya. Ya Tuhan, aku dengan dia bersahabat dari kecil sampai sekarang, apa-apa selalu kompak, selalu sama-sama, bahkan saking kompaknya pernah bikin nama ”FANIA” yaitu kepanjangan dari namaku Fani dan Nia. Sekarang naksir cowokpun harus sama. Tuhan, aku tidak tau lagi apa yang harus aku lakukan.
Sekarang aku mulai menjauh dari kehidupan Bima, menghapus semua rasa yang ada sebelum semua terlambat. Perlahan Bimapun mulai menghilang dari hidupku. Aku berusaha hanya fokus pada ujianku, aku harus memperoleh IP yang sudah aku targetkan. Agar aku dapat menjadi kebanggaan bagi orangtuaku.
Dua minggu setelah ujianpun berlalu. Kulihat senyum Rara tampak menghiasi bibirnya, bahkan dia memberiku sebuah kado hiasan bintang yang terbuat dari kaca.
”Makasih Fan... Berkat nasehat dan semangat kamu untukku sekarang keluargaku akur kembali, kami hanya butuh komunikasi”
”Sama-sama Ra, aku ikut bahagia mendengarnya” jawabku pelan sembari memeluk Rara...
Kudengar Nia dan Bimapun mulai dekat, walaupun aku tidak bisa memiliki Bima seutuhnya tapi kubiarkan rasa ini hanya abadi dalam hatiku saja. Aku sudah cukup bahagia melihat orang-orang yang aku sayangi bahagia. Hasil ujianpun membawaku pada IP 3,5 kulihat senyum bangga kedua orangtuaku, peluk hangatnyapun terbuka lebar menyambutku. Terimakasih Tuhan atas semua kebahagiaan yang begitu indah ini.
Malam ini begitu cerah, bulan dan bintangpun begitu indah. Aku seperti melihat senyum orang-orang yang aku sayang diantara bintang-bintang itu. Angin malam terasa begitu dingin. Aku ingin tetap seperti ini, seperti angin malam yang tak akan berhenti berhembus membawa pesan kasih sayang dari langit. Walaupun tidak bisa selalu dilihat, tetapi tetap bisa merasakan kehadiranku bahwa aku selalu ada.
Tiba-tiba dadaku sesak, tubuhku menggigil, semua yang kulihat menjadi samar-samar dan dunia menjadi gelap. Akhirnya aku sudah berada di rumah sakit. Kulihat mama, papa, rara, nia dan bima duduk mengelilingiku. Kulihat mata mama tampak sembab,
” Apa yang terjadi padaku ? ” tanyaku tak berdaya,
” Kamu sakit......” jawab mama lembut penuh kasih sayang,
Beruntungnya aku, karena aku sakit semua orang yang aku sayang menemaniku. Tapi sekarang aku sudah jauh dari mereka, dunia kita sudah berbeda...
Pernah kudengar doa mama, dia rela memberikan seluruh sisa hidupnya untukku, agar aku bisa tetap hidup. Mama tak perlu melakukan itu, sudah lama aku tau penyakit leukimia yang aku derita ini tidak bisa disembuhkan, aku tau kalian terlambat menyadarinya. Tapi, sekarang aku sudah tenang dan aku bahagia. Aku akan selalu menjaga kalian dari atas sana dan selalu terseyum membawa pesan kasih sayang untuk kalian. Teruslah kalian hidup mengukir hal-hal kecil yang indah yang akan terkenang selamanya.
Written by
SUNTEA

puisiku

#
Saat kau mulai lupa tentangku
aku kan tetap berusaha untuk hadir dalam ingatanmu...
saat kau mulai tak membutuhkanku
aku kan tetap selalu ada disampingmu
dan saat kau memintaku pergi
dari atas sana aku akan tetap selalu menjagamu, melihat senyum manism
hingga suatu saat sinar terang bintang diatas sana tak kan pernah bisa kau lihat lagi...


#
Kucoba mencari bintang diantara kabut malam ini
malam terasa begitu dingin
tak ada bintang yang bisa kucari dan bintang malam inipun enggan berusaha mencariku lagi
jika semua orang harus pergi meninggalkanku
aku berharap kau adalah orang yang akan tetap selalu menemaniku
hingga kuhempuskan nafas terakhirku


#
aku ingin tetap seperti ini
seperti angin malam yang tak akan berhenti berhembus
membawa pesan kasih sayang dari langit
aku memang tidak bisa selalu kau lihat
tetapi kau bisa merasakan kehadiranku
bahwa aku selalu ada dan selalu disisimu
walaupun kau tak membutuhkanku..........



SunTea

Kawah Ijen, Baluran dan Bali "Never Ending Story"

7 Mei 2017           Kawah Ijen, Baluran dan Bali adalah perjalanan panjang yang tak pernah terlupakan dengan sejuta pengalaman. Bersa...