Rabu, Oktober 13, 2021

Kawah Ijen, Baluran dan Bali "Never Ending Story"



7 Mei 2017

          Kawah Ijen, Baluran dan Bali adalah perjalanan panjang yang tak pernah terlupakan dengan sejuta pengalaman. Bersama sahabat terbaikku si "Onyet" Diyah, yang always setia jadi travelmateku kamipun mulai menyusun "proposal dolan". Kali ini kami tidak akan pergi berdua, kami akan ditemani "Bodyguard" yaitu Omjin. Temanku di beberapa pendakian. 

          Lalu cerita dimulai dari sini.
          Sehari sebelum tanggal keberangkatan yang tertera pada tiket, tiba-tiba Omjin melalui pesan singkatnya membatalkan keberangkatan bersama kami karna Ibunya sedang sakit. Aku dan Onyetpun sempat heboooooh dong, pasti. Tapi tetap memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Hehehehe...
Pagi mulai menjelang siang, akupun bergegas menuju Jogja. Seperti biasa, sehari sebelum "backpackeran" aku pasti nginep di rumah Onyet untuk mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk rutinitas packing ulang bareng Onyet. Sepeda motorku melaju santai ditemani handphone di kantong yang bergetar lebih sering, deretan pesan dari Onyet yang menjelaskan bahwa salah satu temannya bersedia menggantikan Omjin.

          Sesampainya di rumah Onyet, Ia pun menegaskan kembali isi pesan singkatnya. Dan yang menjadi permasalahannya adalah.........................
Tiket kereta dengan nama Omjin ini tidak bisa diganti nama, yaiyalah karena aturannya memang gitu. hehhehhehe, padahal kereta tujuan Banyuwangi yang kita pantau melalui KAI access sudah penuh. Cari cara, cari ide.....

Kita menemukan trik.......
Akhirnya kita pergi ke stasiun untuk membatalkan tiket atas nama Omjin dan membeli tiket baru untuk teman Onyet. Sesampainya di sana, mbak mbak di costumer service justru menyarankan untuk pembatalan 2 jam sebelum keberangkatan dan langsung melakukan pembelian tiket di loket. Alasannya, jika dibatalkan sekarang tiket yang kosong pasti akan segera terisi via online jika tidak buru buru dipesan. Oke baik, ide cerdas.............. terimakasih

          Solusi sudah di tangan, aku dan Onyet sejenak bersantai sambil menikmati "milk tea" sembari menunggu seorang teman untuk kita pinjam kameranya, karena kamera Omjin yang bawa. Setelah semua beres, waktu hampir menunjukkan pukul 9 malam lanjut tradisi packing malam malam sampai nggak ngantuk :) Setelah itupun kita masih lanjut ngobrol nggak tau waktu, padahal esoknya harus ke stasiun pagi buta.




Mentari Pagi di Stasiun Lempuyangan
                              

          Ritual mandi pagi buta sebelum berangkat “Backpackeran” menjadi hal yang sudah sangat biasa. Pukul 03.30 pagi mandi, lanjut pukul 04.00 aku, Onyet dan tas carrier dengan segala  perlengkapannya sudah siap jalan jalan. Pagi buta menembus dinginnya jalanan Jogja menuju Stasiun Lempuyangan. Benar saja, stasiun masih sepi hanya ada beberapa orang saja yang menunggu sambil tiduran di kursi tunggu....... 
Tidak berlama lama kitapun langsung menuju loket untuk melakukan pembatalan dan pembelian tiket baru. Setelah pembelian tiket baru dan cetak tiket online kitapun langsung masuk, menunggu di dalam dan shalat subuh bergantian. Setiap kali melakukan perjalanan, sering kali kita mulai di pagi dan dapat bonus menyapa mentari....

          Tanggal 7 Mei 2017, kereta melaju membawaku menuju Banyuwangi Baru. Menikmati indahnya perjalanan dari balik kaca jendela kereta, sembari menyantap sarapan pagi yang sempat kita beli di dalam stasiun. Sesekali bersenda gurau, sesekali tertidur pulas, sesekali ngobrol dengan penumpang lain yang berhadapan dengan kursi kita. Atau malah bisa sedikit selonjoran saat kosong. Lagi-lagi kebahagiaan itu bukan karna sebuah tujuan tapi tentang perjalanan itu sendiri.

          Sesampainya di Banyuwangipun hari sudah malam, kita memutuskan untuk turun di Stasiun Karangasem. Lalu menuju penginapan sederhana lengkap dengan persewaan motornya yang berada di depan Stasiun. 

1.      KAWAH IJEN

         "Gunung Ijen adalah sebuah gunung berapi yang terletak di perbatasan antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia. Gunung ini memiliki ketinggian 2.386 mdpl dan terletak berdampingan dengan Gunung Merapi. Gunung Ijen terakhir meletus pada tahun 1999. Wikipedia"

Kawah Ijen adalah destinasi pertama kami, kami sepakat akan berangkat pagi buta agar dapat melihat indahnya “Blue Fire”. Alarmpun dipasang, sayang sekali saat itu turun hujan. Tapi tetap tidak mengurungkan niat kami untuk ke Kawah Ijen. Setelah menunggu sedikit reda kamipun bersiap menuju Kawah Ijen. Tetesan air sisa hujanpun sesekali membasahi kaca helm yang kukenakan, sembari mendengarkan Onyet menunjukkan jalan sambil mengamati GPS, akupun dengan hati hati mengendarai motor melewati air yang menggenang. 
          Sampailah kami di TWA Kawah Ijen, perjalanan berikutnya kami mulai..................


Onyet dan aku
          Setelah sejenak beristirahat sambil menghangatkan badan dengan secangkir minuman hangat, kamipun melanjutkan perjalanan. Ketinggian "Gunung Ijen" ini berada di 2.799 m. Trek yang kita lalui kali ini memang sedikit becek karna sisa hujan sedari pagi buta tadi. Jalanannya pun mudah dilalui, karna jalan ini digunakan penduduk untuk akses mengangkut batu belerenng.
       

Trek Gunung Ijen


          Sesekali keindahan yang disuguhkan alam semestapun sejenak menghentikan langkah kaki kami untuk sekedar mengabadikan dengan kamera. Pemandangan dari gunung ijen inipun merekahkan senyumku, membuatku terdiam dan bersyukur atas kesempatan yang Tuhan berikan. Bersyukur bisa berdiri di sini dan menikmati keindahan ciptaanNYA.

View dari Gunung Ijen


Perjalanan berlanjut..................................................
Kabutpun semakin pekat ketika perjalanan kami mulai mendekati Kawah Ijen. Tapi langkah kami tak terhenti sampai di sini, canda gurau sepanjang perjalanan mengalahkan kabut yang mulai membuat badan terasa dingin.

       

          Sampailah kami di Kawah Ijen..... Yuppppp, view kawah ijen yang serba putih... hehehehehe
Sesekali angin menyapu kabut, mengijinkan kami melihat pemandangan kawah ijen kala itu ditemani lalu lalang penduduk sekitar yang menjadi penambang batu belerang.


View Kawah Ijen yang tertutup kabut

          Kabut memang menutup keindahan Kawah Ijen kala itu, tapi tidak sekalipun menutup senyum kami. Sebuah perjalanan tak melulu sama dengan keinginan atau rencana kita, tapi bagaimana kita tetap menikmati perjalanan itu sendiri. Begitu pula dengan hidup, tak selalu mudah. Tapi untuk tetap selalu bahagia, itu adalah pilihan.

          Aku dan onyet adalah dua makhluk manusia yang hobbynya narsis juga, sama seperti kebanyakan orang :)
Karna buat kami, mengabadikan moment dalam sebuah poto itu "penting". Sebuah poto selalu memiliki ceritanya sendiri nanti.


Tak ingin berlama lama menunggu kabut yang masih setia menutupi sebagian kawah, kamipun memutuskan untuk turun dan melanjutkan perjalanan. Destinasi kedua kami adalah "Taman Nasional Baluran". Meski teman Onyet sempat tidak ingin melanjutkan perjalanan, aku dan Onyet justru tidak ingin membuang-buang waktu. Seperti yang sudah kita rencakan sebelumnya. Kami ingin melanjutkan memburu senja di Baluran.

2.        Taman Nasional Baluran

           Mengutip dari Wikipedia
Taman Nasional Baluran adalah salah satu Taman Nasional di Indonesia yang terletak di antara wilayah Wongsorejo, Banyuwangi dan Banyuputih, SitubondoJawa TimurIndonesia. Nama dari Taman Nasional ini diambil dari nama gunung yang berada di daerah ini, yaitu Gunung Baluran. Gerbang untuk masuk ke Taman Nasional Baluran berada di 7°55'17.76"S dan 114°23'15.27"E. Taman nasional ini terdiri dari tipe vegetasi sabana, hutan mangrove, hutan musim, hutan pantai, hutan pegunungan bawah, hutan rawa dan hutan yang selalu hijau sepanjang tahun. Tipe vegetasi sabana mendominasi kawasan Taman Nasional Baluran yakni sekitar 40 persen dari total luas lahan.

          Dari penginapan kita yang tepat berada di depan Stasiun Karangasem jarak tempuh untuk sampai Baluran sekitar 1 jam 17 menit. Mengendarai sepeda motor dengan kecepatan sedang dan menikmati perjalanan, hehehehehe... Melewati Stasiun Banyuwangi Baru yang tidak jauh dari Penyeberangan Ketapang, lalu kuikuti jalan lurus sesuai petunjuk GPS.
         Sampailah kita pada pintu masuk Taman Nasional Baluran, dari pintu masuk untuk sampai di sabanapun terbilang "agak" jauh. Beberapa jalan bebatuan dan kanan kiri pepohonan. Semacam berada di tengah tengah hutan. So excited...........
         
View pertama di Baluran

          Taman Nasional Baluran benar-benar seperti Africanya Indonesia, atau kebanyakan orang menyebutnya "Mini Africa". Indah.............. Betul-betul masih alami. Bahkan di sana masih banyak sekali monyet-monyet yang bebas berkeliaran, rusa dan sebagainya.


          Ini dia beberapa koleksi poto kita di Taman Nasional Baluran yang sempat kita abadikan menggunakan kamera.
Taman Nasional Baluran 1



Taman Nasional Baluran 2


Taman Nasional Baluran 3

          Senja di Baluran benar-benar menjadi favoritku. Bahkan kami menghabiskan sepanjang sore di sana. Menunggu senja yang sudah lama terbendung dalam sebuah rindu. Ah, aku adalah salah satu orang yang sangat beruntung bisa bertemu senja di sini, di Baluran yang sangat jauh dari hiruk pikuknya kota. Membuatku tak ingin buru buru beranjak dari sini, meski hari mulai gelap sepeninggal senja. 

Taman Nasional Baluran 4


Taman Nasional Baluran 5


Taman Nasional Baluran 6

        Hari mulai gelap, kamipun bergegas kembali ke penginapan. Keluar dari Baluran, rasanya sedikit lega karna harus menembus jalan di antara pepohonan yang sangat gelap tanpa penerangan dengan jalur yang lumayan panjang. Pengalaman yang sangat luar biasa sekaligus dag dig dug. hehehehehe


    Keesokan harinya aku bersama onyet dan salah satu teman onyet segera berkemas dan bergegas menuju Bali (rencana tambahan kita diantara itinerary yang sudah kita buat) dari Stasiun Karangasem kamipun menuju Stasiun Banyuwangi Baru lalu mencari bus untuk menyeberang dari Pelabuhan Ketapang.

Foto Narsis di Depan Stasiun Karangasem

        Dari setiap perjalanan memang ada saja hal baru yang menyenangkan, saat perjalanan menuju Bali dengan bus, kami bertemu dengan 2 WNA atau yang lebih sering kita panggil "bule" yang sebentar saja langsung akrab meski kadang kita terkendala bahasa. Ngobrol sebisanya, setaunya tapi seru dan menyenangkan hehehehehe. Akhirnya tanpa sungkang merekapun mengajak kami untuk berfoto bersama. 

Narsis bersama dua teman baru kami :)

        Buspun perlahan tapi pasti memasuki kapal untuk menyeberang, setelah bus berhenti dengan sempurna dan terparkir rapi di kapal, kamipun bergegas turun untuk menikmati pemandangan dari atas kapal. Kami juga sempat beberapa kali mengabadikan moment tersebut dalam sebuah poto.

Menuju Bali 1


        Dibutuhkan sekitar 1 jam untuk menyeberang dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk Bali, sesekali angin kencang mengombang ambingkan kapal kami di bawah birunya langit yang terbentang luas tanpa batas. Aku bersyukur, sungguh sangat bersyukur. Aku hanyalah makhluk kecil di antara alam semesta yang sering Tuhan berikan keberuntungan. Dan aku beruntung sekarang berada di sini, di bawah langit dan birunya laut menikmati indah ciptaannya. 

Menuju Bali 2


        Bali adalah salah satu tempat favoriteku, entah kenapa aku selalu ingin kemBALI. Tahun 2016 aku bersama Onyet ke Bali melalui jalur udara sehingga perjalanan yang dibutuhkan hanya beberapa jam saja. Kali ini perjalanan panjang ke Balipun tidak kalah seru dan menariknya. Kereta, Kapal, Bus menemani perjalanan kami kali ini.
        
        Sesampainya di Pelabuhan Gilimanuk Bali, kami melanjutkan perjalanan menuju Denpasar. Sesekali bersenda gurau berbagi banyak cerita di dalam bus, sesekalipun tertidur begitulah aktivitas sepanjang perjalanan kami. Bus melaju kencang membawa kami melewati berbagai pura nan cantik tetiba bus terhenti. Tiba-tiba kamipun diminta turun di salah satu terminal, padahal belum sampai di Denpasar. Para penumpangpun protes, karena ini bukan pemberhentian yang kami maksud. Setelah melalui perdebatan panjang akhirnya kamipun mengalah untuk turun saja. 
        
        Yappp, tanpa rencana yang jelas kamipun berjalan kaki bersama penumpang yang lain. Di tengah jalan kami memberhentikan angkot lalu menuju terminal Denpasar. Sampailah kami di terminal lalu bergegas menuju salah satu rumah teman menggunakan taxi yang tiba-tiba  berhenti di depan kami.  Sungguh perjalanan yang tak terduga.........................  

        Sesampainya di rumah teman, kamipun sejenak beristirahat, membersihkan diri lalu malamnya kami berjalan-jalan ke kuta. Menikmati indahnya Bali di malam hari. Bali yang tidak pernah sepi dan justru semakin ramai saat malam semakin larut. Di pantai kuta, kita bertemu kembali dengan salah satu penumpang yang ada di dalam bus saat kami terpaksa turun lalu berjalan kaki mencari angkot meuju Denpasar. Akhirnya merekapun bergabung bersama kami. Setelah dari Pantai Kuta lalu kami memutuskan untuk berpindah tempat untuk bersantai.

Kuta Beach

        Dengan menggunakan taxi online karna kita beramai ramai, kita menuju La Plancha. Lucunya meski menggunakan taxi online kamipun sempat tersesat dan diturunkan di salah satu pantai yang lumayan sepi tak bepengunjung. hehehehehhehe untung kami beramai ramai jadi tidak khawatir meski setelah itu kami buru buru ngacir mencari taxi online yang baru. hehehehehehe...............................

Pantai tak bernama (tersesat) hehehe

        Akhirnyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa, kamipun sampai di La Plancha. Nah untuk alamat lengkap La Plancha itu sendiri di Jalan Mesari Beach, Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, BaliNyontek di internet biar kalau ada yang mau ke sini nggak nyasari kaya kami. hehehehehehe. 

        Saatnya bersantai menikmati debur ombak dengan alunan musik yang menggema. Kamipun bersantai sampai cafe tutup pukul 00.00 :) 
Karna di Bali kami hanya menumpang nginap di salah satu teman yang bernama "Juwita" atau lebih sering dipanggil Ita (terimakasih Ita, maaf merepotkan, hehehehehe) kami bergegas segera pulang karna tidak enak jika harus pulang lebih larut lagi. Sungguh hari ini sangat melelahkan tapi juga seru, banyak hal-hal yang tak terduga yang membuat cerita ini semakin menarik.


La Plancha Bali

        Keesokan harinya.................
Aku, Onyet, teman onyet dan Ita mencoba untuk menjelajah Bali lagi dengan dua motor sewaan yang sudah siap berpetualanng. Kali ini Ita membawa kami ke air terjun yang terletak di Gianyar. Namanya "Air Terjun Tegenungan" yang terletak di jalan Ir. Sutami, Kemenuh, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali. Air terjun ini ramai pengunjung terutama dari pengunjung dari luar negeri karena keindahannya.

Air Terjun Tegenungan Gianyar 1

Air Terjun Tegenungan Gianyar 2


Air Terjun Tegenungan Gianyar 3


        Dari Gianyar kami menuju Bali Selatan. Tujuan kami kali ini adalah Pantai Balangan. Pantai Balangan yang cukup terkenal. Lokasinya cantik untuk prewedding bahkan tak jarang digunakan untuk shooting film ataupun ftv. Pantai ini terletak di jalan Pantai Balangan, Desa Ungasan, Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan atau bisa juga menggunakan google maps untuk lebih mudah mengaksesnya. 
        Pantai ini jauh dari pusat keramaian kota Denpasar dan hiruk pikuknya kemacetan di sekitar area Legian, Seminyak dan Kuta oleh karena itu pantai ini menarik hati kami. Benar saja dari beberapa jepretan salah orang teman pantai ini memang terlihat sangat cantik

Balangan Beach 1


Balangan Beach 2


Balangan Beach 3

        Meninggalkan Pantai Balangan, kami menuju Pantai Melasti. Pantai ini sebenarnya tidak asing lagi karena saat tahun 2016 aku berdua bersama onyet sempat memburu pula Pantai ini. Pantai yang khas dengan tebing-tebingnya yang menjulang tinggi dan jalan yang berkelok-kelok terletak di jalan Melasti di Desa Adat Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Bali. Kamipun menyempatkan waktu untuk berkunjung ke sini lagi. 


Melasti Beach 1

Melasti Beach 2


Melasti Beach 

        Hari sudah mulai siang menuju sore, kamipun bergegas segera kembali pulang karena sore ini kami harus ke Terminal Denpasar untuk menuju ke Pelabuhan Gilimanuk.
        Sesampainya di rumah Ita, kamipun berkemas membersihkan diri dan bersiap menuju terminal menggunakan taxi online. 
        Sesampainya di terminal Denpasar kamipun tertinggal oleh bus terakhir. Tiba-tiba supir taxi online kami menawarkan untuk mengantarkan kami sampai ke pelabuhan dengan tarif di luar aplikasi.
......................................................................

Akhirnya setelah pikir panjang dan berdiskusi satu sama lain kamipun setuju. Kami sempat kembali lagi ke rumah Ita, karena bapak taxi online ini rumahnya dekat dengan rumah Ita dan Ia meminta ijin untuk pulang terlebih dahulu mengambil beberapa barang. Beberapa saat kemudian kamipun dijemput kembali oleh bapak taxi online menuju Pelabuhan Gilimanuk.

        Hampir 3 jam perjalanan dari Denpasar, kamipun sampai di Pelabuhan Gilimanuk. Lalu kami mencari tiket untuk menyeberang. Tidak dibutuhkan waktu lama untuk mengisi beberapa data. Namun kami harus sabar menunggu karna kapal pertama menyeberang setelah subuh atau sekitar pukul 04.00. Sembari menunggu kamipun sempat sejenak tidur sambil duduk.

        Benar saja, setelah subuh kapal pertama kamipun mengantarkan kami menyeberangi selat Bali menuju Pelabuhan Ketapang. Dari Pelabuhan Ketapang kami berjalan kaki menuju Stasiun Banyuwangi Baru. Kali ini kita tidak terlambat mengejar kereta yang sudah kita pesan sebelum berangkat, bahkan kami sempat menunggu beberapa saat sampai jam keberangkatan kereta kami menuju Jogja.

        Kali ini aku dan onyet hanya berdua menuju Jogja, karna teman onyet ternyata tidak kebagian tiket di hari itu. Karena tiket yang sebelumnya masih atas omjin yang kita batalkan tidak langsung kita ganti dengan nama teman onyet akhirnya kehabisan tiket. Hanya saja karna teman onyet bertemu dengan temannya, ia memutuskan untuk menginap satu hari lagi di Banyuwangi. 

        Lalu di sini kami berpisah, aku dan onyet kembali ke Jogja sesuai rencana awal dengan tiket yang sudah di tangan jauh-jauh hari. Kereta Banyuwangi - Jogja membawa kami dengan popmie di tangan (ritual perjalanan kita yang tidak pernah ketinggalan). Kurang lebih 12 jam berada dalam kereta, rasanya perjalanan terasa singkat karena kami menikmati setiap perjalanannya. Akhirnya sampailah aku dan onyet di Jogja dalam keadaan sedikit bau asem karena belum mandi dari malam. Hehehehehehehhe

        Sesampainya di Jogja kami pulang ke rumah Onyet dengan sepeda motor yang beberapa hari kutinggalkan di Stasiun Lempuyangan. Ritual memindahkan poto-poto di kamerapun tidak pernah mengenal kata lelah sembari menceritakan ulang setiap kejadia yang kami lalui selama perjalanan. Perjalanan yang tidak akan pernah terlupakan.
Keesokan harinya akupun kembali ke Magelang dengan sejuta cerita di dalam ingatan. 
Kawah Ijen, Baluran dan Bali "Never Ending Story"........................................................................


with Love
Srie Sasanti Aga Lestari bersama "Onyet" Diyah Asriyati 
dan orang-orang baik dalam setiap perjalanan kami.....................................









Rabu, Januari 01, 2020

Sepenggal Cerita Senja Di Pulau Dewata

       Waktu itu tanggal 24 April 2016 aku bersama seorang sahabat (panggil saja dia "Onyet") bersiap menuju Bali dengan penerbangan pagi. Pagi itu pesawat kita delay untuk beberapa jam. Untuk mengisi kebosanan akhirnya kita memutuskan untuk jalan jalan di sekitaran Bandara, Candi Ratu Boko menjadi pilihan kita waktu itu.
       Indahnya langit biru Ratu Boko menemani langkah kaki kita menapaki setiap tangga. Sejenak mengamati Jogja dari ketinggian, indah dan begitu istimewa seperti namanya. Waktu menunjukkan pukul 11.00am kamipun bergegas menuju Bandara, tetiba pesawat kita delay kembali. Sedikit kesal dan lelah menunggu, daripada sibuk dengan sebuah kekesalan kamipun memutuskan untuk komlpain akhirnya kami mendapatkan makan siang dan pengembalian uang. So buat kalian yang sering bepergian dan harus terganggu dengan delay penerbangan berjam jam jangan takut untuk meminta "kompensasi". ☺
       Bersama Onyet akupun terbang menuju Bali pada pukul 1.15pm dengan muka setengah kucel. hehehehe. Mendarat di Bandara Ngurah Rai sekitar pukul 3.30pm waktu Bali. Kamipun bergegas mencari "bli-bli" tempat kami menyewa motor yang sudah menunggu di parkiran Bandara sejak siang.
        Yappppp, motor sudah siap smartphone sudah ditangan dengan aplikasi GPS yang always on kitapun bergegas menuju Pondok DenAyu Homestay yang berada di jalan kingkong 4b Badung Kuta. Tidak beberapa lamapun tempat itu segera kami temukan. Sejenak melepas penat, menurunkan tas carrier yang sedari tadi setia di punggung.
        Tidak butuh waktu lama untuk kita melepas penat lalu mandi, shalat dan bergegas memburu senja di pantai kuta. Meski sempat “salah jalan” karna terburu buru, akhirnya kita menemukan pantai kuta dengan senja yang tak bisa digambarkan dengan kata. Ah, rasanya semua lelah hilang. Semua penantian terbayar. Lalu dari senja kita belajar, bukan tentang berapa lama waktu kita menunggu tapi tentang keindahan yang pada akhirnya menjadi milikmu.
        Rasamya waktu cepat sekali berlalu, haripun mulai gelap. Kita kembali lagi ke penginapan....................

Minggu, September 04, 2016

Pantai Pandawa Bali

Pantai Pandawa

Lokasi:
Terletak di Desa Kutuh, Kecamatan Badung, Bali Selatan
Kurang lebih 1 jam dari Bandara Ngurah Rai
Biaya Masuk Pantai Pandawa Rp 10.000/orang (25 April 2016)


Aksesbilitas:
Dari bandara langsung asaja menuju ke arah Garuda Wisnu Kencana. Dari sini belok kiri menuju ke arah Nusa Dua atau Bali Cliff. Ambil jalan lurus hingga tiba di pertigaan yang sedikit besar. Di pertigaan belok kiri ikuti jalan hingga sekitar 3-4 kilometer, Anda akan menemukan sebuah tikungan menanjak dan papan petunjuk arah ke Pantai Pandawa. Belok kanan dan ikuti papan petunjuk arah tersebut hingga sekitar 3 kilometer dan lokasi pantai sudah mulai terlihat.



Pantai Pandawa terkenal dengan tebing-tebing tinggi yang menambah eksotisme pantai ini. Pantai ini menjadi semakin ramai setelah pernah menjadi lokasi pembuatan film layar lebar, yang tayang di bioskop pada tahun 2014. Dibandingkan dengan pantai-pantai lain di Bali, Pantai ini masih tergolong baru dan mulai ramai didatangi oleh wisatawan.




Pantai Pandawa kadang juga disebut secret beach, karena letaknya yang berada di belakang tebing-tebing yang menjulang tinggi


Selain tebing-tebing tinggi, kita juga akan menemukan patung-patung pewayangan yang ada pada dinding-dinding tebing


Jangan khawatir jika ingin sekedar bersantai, Pantai ini menyewakan tempat bagi kalian yang ingin berjemur sembari bersantai menikmati suasana pantai. Di pantai ini juga tersedia jasa pijat refleksi.





Hal menarik lainnya yang bisa kita dapati adalah keindahan Pantai Pandawa itu sendiri. Keindahannya tidak perlu diragukan lagi, deru ombak dan pasir putih yang mempesona membuat tempat ini nyaman untuk bersantai. Selain itu kita juga bisa berenang di pantai ini atau sekedar berjalan-jalan di tepian pantai.


Jika berkunjung ke Bali, kalian perlu menjajal pantai ini. Pantai yang sangat nyaman untuk bersantai, mungkin sekarang pantai ini sudah ramai sekali dikunjungi. :)


Pantai Kuta Bali

Pantai Kuta
Terletak di sebelah selatan Pulau Dewata. Pantai Kuta terletak di Kecamatan Kuta, Kabupaten Badung, Bali.
Tiket masuk Pantai Kuta gratis, kalian cukup membayar biaya parkir saja. Tempat parkir di Pantai ini bisa dibilang selalu penuh ramai... :)

Siapa yang tidak kenal Pantai Kuta? Pasti sudah tidak asing lagi dengan tempat wisata ini. Pantai ini terkenal sekali dengan keindahan matahari terbenamnya atau sering disebut dengan sunset beach. Kala itu aku dan salah seorang sahabat terbang dari Jogja menuju Bali. Landing sekitar pukul 4 sore waktu Bali. Setelah sampai penginapan, tempat pertama yang ingin kami tuju adalah Pantai Kuta. Berburu senja, menikmati keindahan matahari tenggelam di Pantai Kuta.





Tempat ini tidak jauh dari Bandara, kurang lebih 10 menit dari Bandara Ngurah Rai. Pantai ini akan sangat ramai pengunjung pada sore ini. Wisatawan asing maupun domestic seperti tidak ingin melewatkan indahnya Pantai Kuta waktu sore hari.


 Pantai ini seakan menjadi simbol pariwisata Pulau Dewata. Aku begitu menikmati senja di Pantai Kuta, senja yang menyimpan banyak cerita tanpa kata. Kalian penikmat senja, jangan pernah melewatkan romantisnya senja di Pantai Kuta. Datanglah sekitar pukul 4 atau 5 sore waktu Bali :)



Pantai Kuta seperti tidak pernah lelah menunjukkan keindahannya, jadi kalian yang berkunjung ke Bali, tempat pertama yang wajib kalian kunjungi adalah Pantai Kuta. See yaaaaaa :)







Salam penikmat senja, dari Pantai Kuta :)





Rabu, Mei 11, 2016

Garuda Wisnu Kencana Cultural Park

Yeaaaay! Perjalanan kita kali ini sampai di Pulau Dewata Bali. Setelah puas dengan indahnya pemandangan dari ketinggian ribuan meter di atas permukaan air laut, kali ini kita berkeliling Bali yang sangat kental dengan budayanya.

Garuda Wisnu Kencana Cultural Park
Alamat: Jalan Raya Uluwatu, Desa Ungasan, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali.
Jam Buka: 8am - 10pm
Biaya Masuk : 70k (25 April 2016)


Garuda Wisnu Kencana atau lebih sering dikenal dengan GWK ini lokasinya berada di Kuta Selatan sekitar 15-20 menit dari Bandara Ngurah Rai. Lewat jalan By Pass Ngurah Rai dan Jalan Raya Kampus Unud. Kebetulan perjalanan yang kita tempuh menggunakan sepeda motor dibantu dengan GPS, jadi lebih cepat dan mudah. (Sewa motor: 60k/hari hehehe)


GWK kini menawarkan berbagai fasilitas, seperti:
Wisnu Plaza, Lotus Pond, Exhibition Hall, Kura Kura Plaza, Restoran The New Beranda, Street Theatre, Amphitheatre, Indraloka Garden, Restoran Jendela Bali, Boutique dan Souvenir.




Yang menarik dari GWK di sini kita akan menemukan Patung Wisnu dengan tinggi 20 m (katanya sih belum selesai dengan rencana awal akan dibuat tingginya 126 m dan lebar 60 m, kurang begitu tau apa yang menjadi penyebabnya belum diselesaikannya patung Wisnu ini)





Selain Patung Wisnu yang memukau kita juga akan menemukan tebing-tebing tinggi yang tak kalah memukau. Untuk sekedar bersantai atau berfoto :)

Rugi banget kalau sudah sampai GWK kita tidak menikmati Tarian Bali di Amphitheatre GWK. Di depan Amphitheatre sudah ada jadwal pertunjukkannya di sana, pertunjukkan di mulai dari pukul 11.00 sampai 15.30 dengan durasi 30 menit. Kita bisa menikmati berbagai tarian Bali, dari Tari Barong sampai Tari Legong.












 Jika kalian ingin menikmati tari kecak sebaiknya datang pada sore hari, selain bisa menikmati indahnya sunset di GWK, Tari Kecak di Amphitheatre GWK berlangsung pada pukul 18.30 - 19.15

Udah dulu ya di GWK nya, kita lanjut ke destinasi wisata Bali selanjutanya... hehehehhe :D

_Santi_








Kawah Ijen, Baluran dan Bali "Never Ending Story"

7 Mei 2017           Kawah Ijen, Baluran dan Bali adalah perjalanan panjang yang tak pernah terlupakan dengan sejuta pengalaman. Bersa...